Global Supply Chains – Networks of Tomorrow

Perdagangan menjadi landasan ekonomi global – telah mencapai rekor USD32 triliun pada tahun 20221 – meskipun ada kekhawatiran resesi dan risiko seputar deglobalisasi. Dalam penelitian untuk laporan ‘Global Supply Chains – Networks of Tomorrow’, HSBC bekerja sama dengan East and Partners untuk memahami rantai pasokan global dan masa depan pembiayaan dan keberlanjutan rantai pasokan.

HSBC membuat laporan ini berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh East and Partners antara Agustus dan Oktober 2022, dengan mewawancarai manajemen senior secara langsung dari 787 perusahaan di 14 pasar2 di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Timur Tengah, untuk mengumpulkan umpan balik secara langsung tentang bagaimana mereka mengelola rantai pasok mereka dan berinteraksi dengan pemasok.

Untuk memitigasi risiko gangguan rantai pasok dan kenaikan tarif angkutan secara efektif, bisnis (di Indonesia) harus mendiversifikasi pemasok mereka, membuat rencana darurat, dan berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan transparansi dan ketangkasan rantai pasok.

Riko Tasmaya | Managing Director and Head of Wholesale Banking, HSBC Indonesia

Perubahan Strategi Rantai Pasok

Organisasi di Indonesia mengkhawatirkan risiko pihak lawan, dan mereka juga menanggapi gangguan rantai pasok dari beberapa tahun terakhir dengan meningkatkan persediaan berlebih dari yang dimiliki. Mereka juga lebih mementingkan penilaian kredensial keberlanjutan dan status integrasi digital dari para pemasok.

Inventory management

73%

perusahaan di Indonesia memiliki persedian yang lebih

Important Factors

62%

memeriksa persyaratan pembayaran dan pembiayaan saat menilai pemasok

Top supplier locations

29%

Pemasok untuk Indonesia berada di China

Kebutuhan untuk mengelola risiko mata uang dan inflasi telah mendorong penerapan solusi manajemen risiko di Indonesia. Organisasi mencari berbagai cara untuk melakukan hedging terhadap risiko keuangan dan juga mengurangi jumlah mitra rantai pasok mereka untuk fokus pada pemasok utama

Trade finance

80%

menggunakan program trade finance tradisional untuk mendanai rantai pasok.

Hedging financial risk

86%

menggunakan forward untuk melakukan perlindungan terhadap risiko keuangan

Supply chain partners

73%

berencana untuk mengurangi jumlah mitra rantai pasokan mereka

Memastikan ketahanan rantai pasok

Organisasi di Indonesia memanfaatkan solusi perbankan digital untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok mereka. Mereka juga berinvestasi dalam sustainability di seluruh rantai pasoknya yang tetap tangguh di masa depan.

Digitalisation

79%

korporasi di Indonesia menggunakan perangkat digital untuk lebih memahami pasar dan industri mereka

Sustainability

51%

mewajibkan pemasok baru untuk mengonfirmasi kebijakan keberlanjutan sebagai bagian dari orientasi mereka

Sustainable policy implementation

47%

telah menerapkan kebijakan sustainability di seluruh rantai pasok

Global report

Klik untuk menjelajahi lebih dalam Global Supply Chain

Kami di sini untuk membantu

Trade Finance Solutions: LC, Supply Chain Financing and More

Commodity and Structured Trade Finance

Clearing and foreign currency payments

Partner to Keep Your Money Moving

Hubungi kami

Bicara telepon atau buat perjanjian

Hubungi kami

Bicara, telepon atau buat perjanjian